Fisiologi Pasca Panen

Sabtu, 17 Maret 2012

Meningkatnya proses respirasi tergantung :
  • Jumlah etilen yang di hasilkan .
  • Meningkatnya sintesa protein dan RNA(ribose nucleic acid)
Berdasarkan aktivitas respirasi yaitu banyaknya penggunaan oksigen pada proses respirasi maka sipat hasil tanaman di klasifikasi menjadi;
  • Klimaterik menjelang masak respirasi menurun.
  • Non klimaterik menjelang masak resep naik.
Dengan adanya rangsangan produksi etilena maka  aktipitas respirasi akan terangsang pula dan dengan sendirinya akan banyak berpengaruh terhadap menjadi masak dan menjadi tuanya buah hasil tanam.
Proses fisiologis berlangsung terus sehingga dalam keberlangsungan proses tersebut akan terjadi perubahan kimiawi dalam hasil tanaman yaitu ;
  • Perubahan karbohidrat
  • Perubahan zat lemak
  • Perubahan protein.dll
Karbohidrat terbentuk melalui proses fotosistesa di simpan pada sel-sel penyimpan dalam bentuk tepung .zat tepung akan berubah menjadi surkosa dan gula-gula reduksi (glukosa fruktosa) melalui proses metabolisme dengan bantuan enzim-enzim tertentu ketika hasil tanaman berada pada penyimpanan .
Yang sangat berpengaruh adalah keadaan temperature waktu dan tingkat pisiologis buah (hasil tanam).
Pengaruh timbulnya etilena terhadap hasil tanam menjadi masak dan menjadi tuanya hasil tanaman banyak di hubungkan dengan etilena. Etilena adalah suatu senyawa kimia yang mudah menguap yang di hasilkan selama proses masaknya hasil tanaman (terutama sayuran dan buah-buahan) produksi etilena erat hubungannya aktipitas respirasi .aktipitas respirasi yaitu banyaknya penggunaan oksigen pada prosesnya ,karma itu apabila produksi etilena banyak maka biasanya aktipitas respirasi itu meningkat dengan di tandai oleh meningkatmya penyerapan oksigen oleh tanaman
Pemacuan aktipitas respirasi oleh etilena mempengaruhi sifat yang berbeda pada hasil  tanaman yang klimaterik dan non klimaterik
  • Buah klimaterik
Apel, pisang,mangga,apokat,papaya,tomat,selama pematangan memperoleh sifat yang sama yaitu menunjukan peningkatan Co2 yang mendadak
  • Buah non klimaterik
Semangka,ketimun,anggur,limau,jeruk nenas ,arbei.
Setelah di panen proses respirasi Co2 yang di hasilkan tidak terus meningkat tapi langsung turun secara perlahan-lahan
Etilena ternyata terbentuk dalam buah yang sedang mengalami pemasakan terdapat banyak petunjuk bahwa etilena tersebut aktip sebagai hormone dalam pemasakan buah pada tanaman.
Beberapa varitas hasil tanaman /penimbun secara interselluler gas etilena yang dengan demikian  terjadi konsentrasi cukup tinggi untuk memotivasi masaknya buah pada saat-saat yang relatip singkat (beberapa jam) sebelum permulaan peningkatan respirasi klimaterik.
  • Pada suhu dan tekanan normal etilena itu berbentuk gas
  • Jumlah etilena aktip yang di hasilkan jaringan tanaman dan mikroorganisme sangat kecil
Hasil tanam yang bersipat klimaterik menjelang masak aktivitas respirasinya menurun atau aktivitas respirasi berlangsung tidak mencolok .
Hasil tanaman yang bersipat non klimaterik menjejang masak aktivitas respirasinya naik/sangat cepat dan mencolok yang selanjutnya menurun setelah lewat masak  sifat-sifat tersebut adalah pertimbangan memanen
Peningkatan respirasi merupakan peristiwa sekunder tergantung pada kadar etilen yang tersedia. Klimaterik diperuntukan terhadap tahapan kritis dalam pertumbuhan buah yang telah dirangsang pada permulaannya oleh etilen karena banyak peristiwa yang terjadi selama tahapan itu diantaranya ;
·         Peningkatan sintesa RNA dan protein.
·         Perubahan permeabilitas sel
·         Peningkatan respirasi
Klimaterik menunjukan suatu stadium autostimulasi dengan efek menguningnya warna hasil tanaman serta peningkatan respirasi sebagai dua bentuk efek yang menyertainya.
Menjadi tua (menuannya) buah (hasil tanaman) yaitu buah (hasil tanaman) yang telah masak masih mengalami proses lebih lanjut yang merupakan proses kemunduran yang secara normal mengakhiri umur fungsional sesuatu organ
Jadi menjadi tuannya (senescence) hasil tanaman dapat diartikan sebagai proses menuju kearah kerusakan sejak lewat masak optimal.
Perkembangan senescence hasil tanaman merupakan perkembangan lanjutan setelah hasil tanaman tadi menjadi masak, perkembangan lanjutan tadi dalam banyak hal menyebabkan hasil tanaman mengalami kemunduran kualitas yang disebabkan karena adanya kerusakan dan menyebabkan hasil tanaman tadi menurun nilainya yang lalu menjadi tidak bermanfaat (dibaung)
Selama penyimpanan timbul panas akan meaikan suhu penyimpanan akan berpengaruh pada senescence hasil tanaman. Oleh karena itu;
  • Diperlukan perlakuan-perlakuan khusus selama pengangkutan dan penyimpanan
  • Pengendalian kearah senescence dan kerusakan fisiologis setelah panen (physiological diosorders). Dilakukan dengan sebaik-baiknya sehingga hasil tanaman tetap akan memiliki nilai untuk dikonsumsi.

0 komentar:

Posting Komentar

welcome

Browse